Jakarta kembali diguncang dengan kabar duka mendalam. Seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan dilaporkan tewas setelah tubuhnya terlindas kendaraan taktis (rantis) milik Brimob pada Kamis malam (28/05). Peristiwa ini sontak memicu perhatian luas masyarakat, terutama para pengemudi ojek online (ojol) yang dikenal solid dalam memperjuangkan keadilan sesama rekan mereka.
Jenazah Affan dimakamkan pada Jumat pagi (29/05) di TPU Karet Bivak, Jakarta. Prosesi pemakaman berlangsung haru, dengan iringan doa, takbir, dan tahlil. Ratusan hingga ribuan pengemudi ojol ikut mengantar mendiang ke peristirahatan terakhir.
Di sisi lain, pada waktu yang hampir bersamaan, gelombang massa ojol berkumpul di depan Markas Komando Brimob Polda Metro Jaya, Kwitang. Mereka mendesak aparat kepolisian agar penyelidikan dilakukan secara transparan serta memberikan hukuman yang setimpal kepada oknum yang bertanggung jawab.
Prosesi Pemakaman yang Penuh Haru
Sekitar pukul 10.20 WIB, jenazah Affan dimasukkan ke liang lahat. Tangisan pecah dari keluarga, mulai dari orang tua, kakak, adik, hingga nenek-kakeknya yang tidak kuasa menahan duka. Sang ibu bahkan sempat pingsan saat prosesi berlangsung dan harus dibawa ke musala terdekat.
Kakek Affan menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu sejak peristiwa terjadi. “Semoga amal ibadah anak dan cucu kami diterima Allah SWT,” ujarnya dengan suara bergetar.
Beberapa tokoh hadir dalam pemakaman, di antaranya Kapolda Irjen Pol. Asep Edi, politikus Rieke Dyah Pitaloka, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Mereka menyampaikan belasungkawa sekaligus menekankan pentingnya penyelidikan tuntas demi menghadirkan keadilan.
Gelombang Massa Tuntut Transparansi
Di Kwitang, ratusan pengemudi ojol memadati depan Mako Brimob. Mereka menyuarakan tuntutan keras agar kasus ini tidak ditutup-tutupi.
Seorang pengemudi ojol bernama Galuh (42) menyatakan bahwa peristiwa tersebut tidak bisa ditolerir.
“Polisi tugasnya melindungi masyarakat, bukan malah membunuh! Affan harus mendapat keadilan, dan pelaku harus dihukum seadil-adilnya,” tegasnya.
Massa juga menolak jika kasus ini hanya dianggap sebagai "kecelakaan tidak sengaja". Bagi mereka, nyawa seorang pekerja ojol yang menjadi tulang punggung keluarga tidak bisa begitu saja diabaikan.
Sikap Kepolisian dan Brimob
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Asep Edi, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas insiden tersebut. Ia berjanji kasus akan diselesaikan dan pelaku akan diproses sesuai hukum yang berlaku.
Sementara itu, perwakilan Brimob yang hadir di hadapan massa juga mengakui bahwa peristiwa ini merupakan kesalahan. “Kami minta maaf. Ini tidak disengaja,” ujarnya di tengah teriakan massa yang tidak puas dengan penjelasan tersebut.
Hingga saat ini, tujuh anggota Brimob sudah ditahan di Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan intensif. Pihak kepolisian berkomitmen memberikan perkembangan terbaru secara terbuka.
Reaksi Publik dan Tuntutan Keadilan
Tragedi Affan Kurniawan tidak hanya menyentuh kalangan ojol, tetapi juga publik luas yang mengecam keras terjadinya pelanggaran prosedur oleh aparat. Di media sosial, tagar #KeadilanUntukAffan sempat menjadi trending, menandakan bahwa masyarakat menaruh perhatian besar terhadap kasus ini.
Sejumlah pihak menekankan tiga hal penting:
-
Transparansi Penyelidikan – agar kasus tidak berhenti di tengah jalan.
-
Hukuman Tegas – terhadap pelaku yang terbukti lalai atau sengaja melakukan tindakan fatal.
-
Perbaikan Prosedur Aparat – supaya tragedi serupa tidak kembali terjadi di masa depan.
Harapan Keluarga dan Para Pengemudi Ojol
Bagi keluarga Affan, kehilangan ini merupakan pukulan yang sangat berat. Affan dikenal sebagai anak yang berbakti dan menjadi salah satu tulang punggung keluarga. Harapan terbesar mereka hanyalah satu: keadilan yang nyata, bukan sekadar janji.
Sementara itu, para pengemudi ojol menegaskan akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Meski aksi sempat memanas dan terjadi bentrokan kecil, dialog antara massa dan aparat membuat situasi bisa lebih terkendali.
0 Komentar